Selasa, 25 September 2018

Ingridients 6

1. Pala




Sejarah Pala

Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.

Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.

Pala dipanen biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis). Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.

Sebelum dipasarkan, biji dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai pala.

Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.

Buah pala (Myristica fragrans ) dari Banda disebut sebagai rempah-rempah berdarah. Kenapa, ya?

Kisah Buah Pala Si Rempah-Rempah Berdarah dari Timur Indonesia
Buah pala mempunyai lapisan berwarna merah darah. Mirip dengan sejarah buah pala yang penuh darah.

Klasifikasi Ilmiah Buah Pala

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Species : M. fragrans
Nama binomial : Myristica Fragrans


Morfologi Pala

Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh baik didaerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam Familia Myristicaceae, yang mempunnyai sekitar 200 spesies. Tanaman ini jika pertumbuhannya baik dan tumbuh di lingkungan terbuka, tajuknya akan rindang dan ketinggiannya dapat mencapai 15 – 18 meter. Tajuk pohon ini bentuknya meruncing ke atas dan puncak tajuknya tumpul (Sunanto, 1993).

Daun pala berbentuk bulat telur, pangkal dan pucuknya meruncing. Warna bagian bawah hijau kebiru-biruan muda. Bagian atsanya hijau tua. Jangka waktu pertumbuhan buah dari mulai persarian hingga masa petik tidak boleh lebih dari 9 bulan. Buah berbentuk bulat, lebar, ujungnya meruncing. Kulitnya licin, berwarna kuning, berdaging, dan cukup banyak mengandung air. Bijinya tunggal, berkeping dua, dilindungi oleh tempurung, walaupun tidak tebal namun cukup keras. Bentuk bijinya bulat telur lonjong, bila sudah tua warnanya coklat tua (Rismunandar, 1992).

Sifat-sifat biji pala antara lain (Rismunandar, 1992).

Biji pala yang masih belum cukup tua bila dikeringkan akan menghasilkan daging biji yang agak rapuh, dan mudah menjadi sasaran serangga gudang.
Biji pala yang sudah cukup tua bila dikeringkan mengahsilkan biji yang cukup keras, dan jika diparut akan menghasilkan parutan yang berbentuk bubuk. Tempurung biji di selubungi oleh selubung biji yang berbentuk jala, berwarna merah terang. Selebung biji ini disebut fuli atau bunga pala. Seluruh bagian pala yang terdiri dari daging, fuli dan bijinya memiliki banyak manfaat (Rismunandar, 1992).

https://bukuteori.com/2017/10/11/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-pala/

Fungsi Pala

Pala mengandung zat kalsium dan magnesium yang bagus untuk perkembangan tulang dan membantu menjaga kesehatan organ-organ tubuh. Pala berfungsi sebagai penghangat tubuh dan menjaga metabolisme serta membantu proses detoksifikasi alami. Saat ini, pala juga sedang diteliti dan dikembangkan sebagai penghambat sel kanker darah karena mengandung semacam minyak esensial. Pala juga baik untuk kesehatan kulit dan menjaga sirkulasi darah.
Untuk urusan kuliner, pala tidak perlu dipertanyakan lagi. Pala terbukti menambah aroma dan rasa rempah yang kuat dalam masakan. Contoh masakan menggunakan pala adalah bakso, sop, rolade, patty, dan sebagainya. Pala juga terkadang digunakan untuk menghangatkan tubuh dengan ditambahkan dalam minuman hangat berempah. Pala berkhasiat pula untuk menghilangkan bau tidak sedap dalam bahan masakan misalnya ikan.

Cara Mengolah Pala

Pala bisa disimpan di dalam toples tertutup atau wadah terbuka dalam waktu lama bahkan bertahun-tahun. Pala sebaiknya disimpan dalam kondisi kering berbentuk utuh atau gilingan bubuk. Pala juga bisa disimpan bersama dengan buahnya namun biasanya tidak terlalu tahan lama.
Menggunakan pala dalam masakan juga cukup mudah. Pala hanya perlu ditumbuk atau diparut lalu digiling kembali bersama bumbu halus lainnya. Cara lainnya adalah menyimpan pala bubuk dan menaburkan dalam masakan. Dengan begitu, pala lebih mudah tercampur di dalam masakan. Untuk minuman, pala bisa ditambahkan dalam kondisi sudah digiling halus atau bubuk.


cara menanam pala 

Mau tanam pala dengan baik subur dan cepat berbuah? jika menginginkan seperti itu mari kita baca cara tanamnya agar pohon pala yang kita tanam cepat berbuah lebat dan menguntungkan.

A. Bahan Tanam. 

Siapkan lahan yang anda butuhkan, sebelum menentukan jumlah tanaman yang akan anda tanam.Jangan paksakan lahan sempit dan digunakan untuk menanm pala terlalu banyak ya.Karena jika terlalu padat sinar matahari tidak akan bisa masuk. 
Jika sinar matahari terhambar maka pertumbuhan tanaman pala anda akan menjadi kerdil dan susah untuk bertunas,apalagi berbuah. 

B. Persiapan Lahan

Kebun buat tanaman butuh dilakukan olah tanah supaya jadi gembur. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan terhadap masa kemarau agar proses penggemburan berlangsung bersama efektif. Pengolahan tanah kepada keadaan lahan yg miring mesti dilakukan menurut arah melintang lereng. Pengolahan tanah secara ini dapat menempa alur yg bakal mencegah terjadinya erosi.

C. Penanaman

1. Pelaksanaan lubang tanam

Lunang tanam disiapkan 1 bln sebelum bibit ditanam yg bertujuan supaya tanah dalam lubang tak asam. Lubang tanam dibuat dgn ukuran 60 x 60 x 60 senti meter utk type tanah ringan & 80 x 80 x 80 senti meter utk type tanah liat. Dalam menggali lubang tanam, tanah bidang atas & bidang bawah mesti dipisah dikarenakan mengandung unsur yg tidak serupa. Sesudah sekian banyak kala, tanah bidang atas dicampur bersama pupuk kandang secukupnya.

2. Jarak Tanam

Jarak tanam yg baik utk tanaman pala yakni 9 x 10 m, sedangkan buat tanah bergelombang yakni 9 x 9 m.

3. Penanaman

Penanaman bibit dilakukan terhadap awal periode hujan yg bertujuan buat mencegah bibit mengalami kekeringan. Bibit tanaman yg berasal dari biji & telah memiliki 3-5 batang cabang, rata rata telah sanggup beradaptasi bersama baik. Seandainya bibit pala berasal dari cangkokan, sehingga sebelum di tanam daunnya mesti dikurangi apalagi dulu buat memperkecil transpirasi maka bakal menurunkan tingkat kematian bibit. Penanaman bibit yg berasal dari cangkokan, lubang tanam mesti diperdalam. Elemen ini bertujuan buat menguatkan perakaran biar dikala dewasa tak gampang roboh.

D. Pemeliharaan

1. Tanaman pelindung

Terhadap rata-rata, tanaman pala yg masihlah belia itu kurang tahan kepada panas sinar matahari. Buat mencegah kerusakan, sehingga butuh dikasih tanaman pelindung yg pertumbuhannya langsung, contohnya tanaman tipe Clerisidae, atau dapat juga bersama penanaman tanaman buah-buahan atau tanaman kepala jauh sebelum bibit pala ditanam.

2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan kalau bibbit tanaman pala itu mati atau pertumbuhannya yg kurang baik.

3. Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan seandainya ada gulma yg muncul. Penyiangan teratur dilakukan tiap-tiap 1 bln sekali kala tanaman pala belum membuahkan.

4. Pemupukan

Sebelum dilakukan pemupukan, hendaknya dibuat parit sedalam 10 senti meter & lebar 20 senti meter dengan cara melingkar disekitar batang tanaman selebar kanopi setelah itu pupuk ditabur & titimbun dgn tanah. Pemberian pupuk dilakukan berdasartan dosis pupuk yg dianjurkan.

5. Peremajaan

Peremajaan terhadap tanaman pala ada sekian banyak metode, antara lain :

a. Metode New Clearing

Menebang seluruhnya pohon yg sudah lanjut usia & menggantinya dgn tanaman pala yg masihlah belia

b. Metode Gradual Thinning

Metode penanaman sisipan, yaitu menanan tanaman pala bujang diantara pohon-pohon pala yg telah sepuh. Penyisipan dilakukan dengan cara bertahap. Penebangan tanaman pala yg telah lanjut umur dilakukan sesudah tanaman bujang berusia 1-3 th. Penebangan tanaman pala ini serta dilakukan bertahap

c. Metode No Thinning

Terhadap metode ini, tanaman jejaka ditanam dgn menyisipkan diantara pohon pala lanjut umur. Penebangan pohon sepuh dilakukan sesudah tanaman jejaka berproduksi.

E. Panen & Pasca Panen

1. Panen

Tanaman ini sejak mulai berbuah ketika usia 7 th & berproduksi maksimal terhadap usia 25 th. Pohon pala mampu konsisten berproduksi hingga usia 60-70 th. Dalam satu th, apat dilakukan 2 kali pemetikaan. Buah dipanen sesudah pass masak, merupakan kurang lebih 6-7 bln sejak sejak mulai berbunga. Tanda-tanda buah pala yg telah masak ialah sebahagian buah mulai sejak merekah & tampak biji yg diselaputi fuli. Pemetikan buah pala dilakukan bersama galah bamboo yg dikasih keranjang. Mampu serta dilakukan dgn memanjat pohon & pilih buah pala yg telah memang masak.

2. Pasca Panen

Bibit pohon pala dan harga buah pala

a. Pemisahan bidang buah

Buah yg telah masak dipisahkan menurut bidang buah (daging buah, biji, fuli). Tiap-tiap sektor yg terkumpuk dikasih wadah sendiri. Biji yg terkumpul disortir jadi 3 macam merupakan biji yg cacat, biji yg gemuk (utuh), & biji yg kurus (keriput).

b. Pengeringan biji

Pengeringan dilakukan dgn penjemuran. Pengeringan yg terlampaui serta-merta bakal menyebabkan biji pala pecah. Biji pala yg telah kering seterusnya dipukul bersama kayu biar kulit bijinya pecah & terpisah bersama mengisi biji.

c. Pengeringan fuli

Proses pengeringan fuli yakni secara dijemur terhadap panas matahari dengan cara perlahan sewaktu sekian banyak jam selanjutnya dikeringkan. Perihal ini dilakukan hingga memang lah kering. Trick pengeringan ini bakal membuahkan fuli yg kenyal (tak rapuh) & bermutu tinggi maka nilai ekonomisnya pula tinggi.




2. Asam jawa




Pengertian Asam Jawa dan Kandungan Gizinya. Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek. Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak

Pohonnya bernama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw., Sd.), acem (Md.),asang jawa, asang jawi (berbagai bahasa di Sulawesi) dan lain-lain. Buah yang telah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa disebut asem kawak.

Pohon asam berukuran besar dan biasa mencapai sampai ketinggian 30m. Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.

Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m (kadang-kadang hingga 1.500 m) dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.


Klasifikasi dan Ciri Umum

Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliohyta
Klas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Caesalpiniodeae
Bangsa : Detarieae
Genus : Tamarindus
Spesies : T. indica
Nama Binomial : Tamarindus indica.  Sumber ( wikipedia. Org)

Nama lain :
Asem ( sunda), Acem (madura), asang jawa, asang jawi (sulawesi), asam ( malaysia), sampalok, kalamagi (tagalong), ma-kham (Thailand), magyee (burma), khoua me (kamboja), khaam (laos), tamarind (inggris), trai me ( Vietnam) dll.

Morfologi :

Memiliki Batang pohon besar, ketinggian tumbuh bisa mencapai 30 m, dengan diameter batang bagian pangkal hingga 2 m. Kulit batang beralur-alur searah vertikal, warna batang coklat keabu-abuan, tekstur kasar dan memecah.
Daun majemuk menyirip, genap, tumbuh memanjang antara 5-13 cm, posisi daun berselang seling, daun penumpu menyerupai pita meruncing, anak daun lonjong menyempit dengan jumlah antara 8-16 pasang, ukuran sekitar 0,5-1 x 1-3,5 cm, tepi daun rata dengan bagian pangkal miring dan membudar.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, tumbuh diantara ketiak daun dan ujung ranting, panjang bunga sekitar 16 cm.  kelopak bunga terdiri dari 4 buah dan daun mahkota 5 buah. Bunga beraroma harum, Mahkota bunga berwarna kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, tumbuh memanjang hingga 1,5 cm.
Buah  polong menggelembung, bentuk buah hampir silindris, bengkok, ataupun lurus, Dalam buah terdapat biji sampai 10 butir. Seiring adanya penyempitan antara dua biji, kulit buah akan mengeras dan berubah warna kecoklatan / kelabu bersisik, dengan urat-urat buah buah mengeras dan liat menyerupai benang. Daging buah pada asem muda berwarna putih kehijauan dan akan berubah warna menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika buah masak, rasanyapun berubah dari asem menjadi asem manis, biji buah berubah menjadi coklat kehitaman, bentuk agak persegi dengan tekstur keras dan mengkilap.


Cara menanam Asam Jawa

Walaupun menanam asam jawa tidak terlalu sulit bukan bearti Anda harus menanamnya sembarangan. Baiknya Anda ikuti panduan menanam asam jawa yang dilansir laman fairchildgarden.org di bawah ini.

1. Tempat untuk menanam asam jawa harus dipenuhi dengan sinar matahari. Tidak memerlukan tanah jenis tertentu, tapi asam jawa tidak toleran terhadap area yang penuh air.

2. Pemupukan bisa dilakukan tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli dan September dengan 8-3-9 atau formulasi pohon buah lainnya. Perlu diketahui juga bahwa asam jawa tidak tahan terhadap garam, jadi jangan sekali-kali memberi garam pada akarnya.

3. Pertumbuhan asam jawa bisa dibilang cukup cepat sejak dari biji. Biasanya akan membutuhkan waktu hingga 4-5 tahun sebelum bunganya mekar dan berbuah. Kondisi yang berbeda bisa saja terjadi tergantung dari varietas asam jawa apa yang Anda tanam.

4. Sebelum hujan mulai pada musim semi buah asam jawa sudah matang. Kalau hujan turun saat buah matang, jamur bisa menyerang hasil tanaman Anda.

5. Cara memanen asam jawa adalah dengan dengan menggoyangkan cabang dan mengumpulkan polongnya di atas tikar di bawah pohon. Ini hanya akan bekerja jika buah sepenuhnya matang dan hujan belum mulai. Kalau tidak Anda harus siap menyortir dengan tangan buah matang dan mentah untuk membersihkan buah yang busuk. Selesai dipanen polongnya dijemur selama 5-7 hari untuk membuat semua buah matang. Kemudian Anda bisa menyimpannya selama 1 tahun pada suhu kamar dan tempat yang kering.


Mengolah Asam Jawa: Rendam dengan Air Panas

Karena asam jawa memiliki tekstur yang lengket, anda harus mencairkannya terlebih dahulu dengan air panas. Rendam asam jawa sebentar, lalu aduk sampai semua sarinya keluar. Jangan lupa menyaring asam jawa sebelum digunakan agar seratnya tidak ikut terbawa pada masakan.

Menyimpan Asam Jawa: Pindahkan dalam Wadah Kedap Udara

Biasanya, asam jawa hanya digunakan sedikit saja dalam masakan. Itu sebabnya asam jawa yang anda beli pasti akan tersisa cukup banyak, sehingga anda harus menyimpannya dengan baik supaya tetap maksimal saat dipakai lagi nanti.

Pindahkan asam jawa dalam wadah tertutup yang bersih dan kering, lalu masukkan ke dalam kulkas. Jika ingin lebih awet lagi dalam jangka waktu lama, anda juga bisa memasukkannya ke freezer.



3. Gula merah





Sejarah Gula Merah

Awalnya, bahan baku gula merah ( Gula jawa ) hanya dari tebu. Teknik membuat gula merah ( Gula jawa ) dari tebu, diketemukan di India pada zaman kekaisaran Gupta (abad ke 5 SM). Belakangan gula merah ( Gula jawa ) juga dibuat dari air nira sadapan bunga jantan aren, kelapa, dan lontar. Dari India, kultur membuat gula ini merambah China, Arab, dan Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara.

Pada abad-abad selanjutnya gula merah ( Gula jawa ) India dan Asia Tenggara, menjadi mata dagangan sangat penting di Timur Tengah, dan Eropa. Sebelumnya yang dikenal sebagai bahan pemanis di Timur Tengah hanya kurma dan madu. Budidaya tebu secara komersial untuk bahan gula merah ( Gula jawa ), dimulai di China pada zaman Kaisar Taizong (599 –649), dari Dinasti Tang.

Sebelum tahun 1800an, hanya dikenal gula merah ( Gula jawa ). Mengkristalkan gula putih dari bahan bit gula baru diketemukan di Eropa pada akhir tahun 1700an. Teknologi mengkristalkan gula putih dari bahan bit, kemudian dikembangkan untuk gula tebu. Sejak itu, agroindustri gula putih dari tebu berkembang pesat di Jawa, Amerika Tengah, dan Selatan.

Gula merah ( Gula jawa ) biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. gula merah ( Gula jawa ) sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis.


Jenis - jenis Gula merah

Gula Kelapa (Gula Jawa)

Gula merah yang paling sering dan paling banyak kita temui dipasaran itu gula kelapa atau biasa orang bilannya gula jawa. Cara pengolahannya itu nira pohon kelapa disadap, diolah, dan dicetak dalam bambu (gula Jawa yang berbentuk silinder) atau tempurung kelapa (gula Jawa yang berbentuk batok). Gula Jawa ini banyak digunakan di kalangan masyarakat Jawa untuk bahan baku kecap manis, pemanis minuman, dodol, atau kue. Gula Jawa ini punya warna cokelat yang lebih tua kalau dibandingkan sama gula aren dan biasanya agak kotor, jadi harus kita saring terlebih dahulu.

Gula Aren

Nah gula aren ini kurang lebih ya hampir sama dengan gula Jawa. Cuma bedanya, kalau gula aren ini diambil dari nira pohon aren dan warnanya cokelat cerah. Bentuknya ada yang silindris, ada juga yang berbentuk batok runcing, tapi biasanya dibungkus pakai daun kelapa kering. Kalau bagi sebagian orang sih lebih suka menggunakan gula aren ini untuk buat kue karena dianggap lebih harum, enak, dan bersih.

Gula Tebu

Dari namanya aja pasti kita sudah tau, gula tebu ya diambil dari nira tanaman tebu. Kualitas gula merah tebu ini sangat ditentukan dari kegiatan penanganan pasca pemotongan batang tebunya. Makin lama batang tebu disimpan, produk gula merahnya makin berwarna cokelat sampai hitam. Tapi meskipun gitu, gula tebu ini salah satu gula yang paling sering dan banyak digunakan di kalangan masyarakat.

Gula semut

Mungkin gula ini nih paling familiar bagi kita dan juga di kalangan masyarakat. Gula semut atau gula palem itu adalah gula kelapa atau gula aren tapi dalam bentuk kristal atau bubuk, jadi kadang juga disebut dengan gula kristal. Penggunaan gula ini juga lebih simpel dan praktis karena mudah laurt, plus tahan lama karena kering. Gula ini bisa kita tambahkan ke jamu, kopi, susu, sirup, atau minuman yang lainnya, dan juga bisa kita tambahkan ke adonan roti, kue, atau makanan yang lainnya. Bisa juga dijadikan taburan atau pengganti gula pasir.

Tambahan gula merah pada makanan dan minuman yang sering kita konsumsi gak cuma bikin jadi lebih nikmat, tapi juga sehat. Kita perlu tau nih, setiap 100 gr gula merah itu mengandung 4 mg zat besi, 90 mg kalsium, dan karoten serta laktoflavin. Nah selain itu, kandungan gula pada gula merah ini lebih rendah kalau dibandingkan sama gula pasir, jadi sangat baik untuk penderita diabetes atau bagi yang mau menurunkan kadar lemak tak jenuh di dalam tubuhnya. Nutrisi mikro yang lainnya adalah thiamine, nicotinic acid, riboflavin, niacin, ascorbatic acid, vitamin C, vitamin B12, vitamin A, vitamin E, asam folat, protein kasar dan juga garam mineral.

Gula merah ini punya sifat hangat dan rasa manis yang alami, makanya kalau kita minum wedhang (minuman) hangat yang dicampur dengan gula merah pasti tubuh kita langsung hangat, apalagi kalau minumnya pas cuaca lagi dingin, nikmat banget tuh. Karena di dalam gula merah ini terkandung unsur yang bersifat menguatkan limpa, menambah darah, meredakan nyeri, memperlancar peredaran darah, dan menghangatkan lambung. Juga bermanfaat untuk mengatasi anemia, batuk, tipus, dan lepra.

Gak cuma itu aja, keunggulan lain dari gula merah ini adalah proses larutnya ke dalam cairan tubuh berlangsung dalam tempo yang lama (perlahan-lahan). Makanya, gula merah bisa memberikan energi bagi tubuh kita dalam rentang waktu yang lebih panjang. Selain itu, riboflavin yang terkandung di dalam gula merah juga bisa membantu melancarkan metabolisme dan memperbaiki sel, jadi bikin stamina kita tetap prima.

Gula merah ini juga sangat baik untuk dikonsumsi bagi kaum lanjut usia, seperti nenek dan kakek kita, yang mengalami serapan mikronutrien dan multivitamin yang rendah. Gula merah juga bisa memberikan manfaat positif kepada wanita yang baru melahirkan atau punya siklus menstruasi yang gak teratur. Pokoknya banyak deh manfaatnya.

Jadi, kurang lebih seperti itu jenis-jenis gula merah dan juga manfaatnya. Ada baiknya kalau kita bisa selalu mengkonsumsi sesuatu yang sifatnya alami, salah satunya gula ini. Selain rasa manisnya yang khas, gula merah ini juga menyehatkan bagi tubuh kita. Gak cuma itu aja, proses pembuatannya pun juga cukup sederhana, kita bisa menggunakan mesin pembuat gula yang banyak tersedia dipasaran, jadi kita sendiri pun bisa bikin dan memproduksinya, kalau sudah bisa langsung kita konsumsi sendiri atau juga bisa kita jual lagi, karena gula ini salah satu komoditi yang mempunyai nilai ekonomis. Semoga artikel ini bermanfaat dan terima kasih.


Pembuatan Gula Merah

Nira mempunyai sifat mudah asam karena adanya proses fermentasi oleh bakteri Saccharomyces sp. Oleh karena itu nira harus segera diolah setelah diambil dari pohon, paling lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari bumbung.

Nira dituangkan sambil disaring dengan kasa kawat yang dibuat dari bahan tembaga, kemudian diletakkan di atas tunggu perapian untuk segera dipanasi (direbus). Pemanasan ini berlangsung selama 1-3 jam, tergantung banyaknya (volume) nira. Pemanasan tersebut sambil mengaduk-aduk nira sampai nira mendidih. Buih-buih yang muncul di permukaan nira yang mendidih dibuang, agar dapat diperoleh gula aren yang berwarna tidak terlalu gelap (hitam), kering dan tahan lama. Pemanasan ini diakhiri setelah nira menjadi kental dengan volume sekitar 8%.

Proses produksi gula cetak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dari nira aren atau dari gula semut reject.

Proses produksi gula cetak yang menggunakan nira aren biasanya hanya dilakukan di tingkat pengrajin. Sedangkan, di tingkat industri, gula cetak diproduksi dari gula semut reject yaitu gula semut yang menggumpal dan tidak lolos ayakan.

Meskipun demikian, secara garis besar proses produksinya tidak ada perbedaan. Proses produksi dimulai dari penyadapan nira, pemasakan nira, pengadukan dan pencetakan gula aren. Penyadapan nira aren biasanya dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Sebelum menyadap, lodong atau bambu penampung diberi sedikit air kapur pada dasarnya yang bertujuan untuk mengurangi resiko rusaknya nira aren akibat pembiakan organisme mikro.

Nira hasil sadapan pagi disaring menggunakan ijuk dari pohon aren kemudian dituang di kuali dan dimasak hingga matang agar menjadi gula cetak setengah jadi kemudian disimpan. Tujuan memasak nira sebelum disimpan adalah untuk menjaga daya tahan, karena nira aren mentah hanya tahan 3 jam. Nira yang disadap sore, kemudian dicampur dengan nira pagi yang sudah dimasak untuk kemudian dimasak bersama. Dalam pemasakan nira ini, juga perlu ditambahkan minyak goreng atau minyak kelapa sebanyak 10 gram untuk tiap 25 liter nira.

Pada proses memasak, sesekali dilakukan pengadukan. Setelah memasuki fase jenuh yang ditandai dengan terbentuknya buih, pengadukan dilakukan lebih sering hingga nira aren menjadi pekat. Pada fase ini juga dilakukan pembersihan dari buih dan kotoran halus. Kemudian gula aren dicetak di dalam cetakan dari kayu dengan membersihkan cetakan tersebut terlebih dahulu dengan menggunakan air kapur dan merendamnya dengan air bersih untuk memudahkan pelepasan gula aren nantinya.

Lama pemasakan nira aren hingga dicetak adalah 3-4 jam (Bank Indonesia, 2008).

Untuk memperoleh gula aren yang berkualitas tinggi sangat tergantung pada kualitas nira yang diproses. Menurut Joseph et al (1994), nira yang disadap pada pagi hari memiliki pH yang lebih rendah daripada nira yang ditampung pada sore hari karena nira yang disadap pada pada pagi hari kadar sukrosanya lebih rendah dari nira yang disadap sore hari. Hal ini karena siang hari penguapan lebih besar dari pada malam hari.


Cara menyimpan Gula Merah

Cara menyimpan gula merah supaya awet tidak meleleh adalah :
Pertama, Anda dapat menyimpan gula merah di dalam wadah yang memiliki kedap udara. Dengan begini, Anda dapat meminimalkan penguapan yang terjadi pada gula merah sehingga gula merah akan merasa nyaman saat Anda simpan. Selain itu, wadah yang memiliki kedap udara memiliki fungsi untuk menjaga rasio udara yang ada di dalam gula merah.

Gunakan sarung tangan, meski mengambil gula merah dengan memakai sendok namun Anda harus menjaga kebersihan gula merah, mau tak mau gunakanlah sarung tangan. Jangan menaruh gula merah dalam tas. Lakukan proses menguleni gula merah secara teratur karena ini akan mencegah faktor kelengketan gula merah satu sama lain.

Gunakan gula merah secepatnya, untuk menjaga kesegarannya, cobalah untuk menggunakan gula dalam bulan yang sama atau tepatnya di saat Anda membelinya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nur Hidayah Gemuis Template by Ipietoon Cute Blog Design