RENDANG
Rendang
atau randang adalah masakan daging bercita rasa pedas yang menggunakan campuran
dari berbagai bumbu dan rempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses
memasak yang dipanaskan berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasaknya
memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga kering dan
berwarna hitam pekat. Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga
berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan
santannya belum mengering disebut kalio, berwarna coklat terang keemasan.
Rendang
dapat dijumpai di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Masakan ini populer di
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Singapura,
Brunei, Filipina, dan Thailand. Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang
disajikan di berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan
masakan tradisional Minangkabau, masing-masing daerah di Minangkabau memiliki
teknik memasak serta pilihan dan penggunaan bumbu yang berbeda.
Pada
tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan yang menduduki peringkat
pertama daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia)
versi CNN International.
Rendang
juga dimanfaat sebagai bantuan pangan bagi korban bencana alam karena tahan
lama dan kandungan gizinya, seperti pada gempa bumi Lombok 2018.
© Kandungan
bahan dan cara memasak
Rendang
adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar
daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari
berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas,
kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya
disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami,
yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai
bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui
memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Tidak mengherankan jika rendang dapat
disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses
memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar
empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran.
Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat,
diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah mendidih,
apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering.
Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati
dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa
menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses memasak ini dikenal dalam seni
kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena menggunakan banyak jenis
bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik.
© Makna
dari Masakan Rendang
Rendang
memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki
filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan
mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan
masyarakat Minang, yaitu:
© Dagiang
(daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin
Suku adat).
© Karambia
(kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual).
© Lado
(cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk
mengajarkan syariat agama.
© Pemasak
(bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam
tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap
seremoni adat, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau
menyambut tamu kehormatan.
Dalam
tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang
adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun,
pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul
Qurban.
© Sejarah
Rendang
Asal usul
rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi
masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan
tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian.
Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang
menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke
kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau, Jambi,
hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal
Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan
Semenanjung Malaya.
Sejarawan
Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi
masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke
Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. “Karena perjalanan melewati sungai
dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai
bekal.” Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga
berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam
perjalanan niaga.
Rendang
juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang
membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an
(pertengahan abad ke-16).
Kelahiran
rendang tak luput dari pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari
India yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India. Karena diaduk
terus-menerus, rendang identik dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah.
Rendang
kian masyhur dan tersebar luas jauh melampaui wilayah aslinya berkat budaya
merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang pergi merantau selain bekerja
sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara mereka berwirausaha membuka
Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara tetangga
hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan rendang serta
hidangan Minangkabau lainnya secara meluas. Ketenaran rendang telah membuatnya
rendang dinobatkan sebagai hidangan yang menduduki peringkat pertama daftar
World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) versi CNN
International tahun 2011.
Selain
pada acara adat, rendang juga menjadi pilihan menu saat mengolah daging kurban
yang melimpah saat hari raya Idul Adha. Rendang juga menjadi makanan yang
disajikan khusus untuk hari raya Idul Fitri. Rendang juga telah menjadi salah
satu pilihan barang bantuan yang dikirimkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat sebagai bantuan pangan bagi korban bencana di daerah lain. Hal ini
pertama kali dilakukan pada tahun 2016 saat terjadi gempa bumi di Pidie Jaya,
Aceh[10] dan dilakukan pula pada gempa bumi Lombok 2018.
© Jenis
Rendang
disajikan bersama daun singkong, telur dadar, dan kuah gulai dalam sajian Nasi
Ramas Padang.
Dalam
memasak daging berbumbu dalam kuah santan, jika ditinjau dari kandungan cairan
santan, sebenarnya terdapat tiga tingkat tahapan, mulai dari yang terbasah
berkuah hingga yang terkering: Gulai — Kalio — Rendang. Dari pengertian ini
rendang sejati adalah rendang yang paling rendah kandungan cairannya. Akan
tetapi secara umum dikenal ada dua macam jenis rendang: rendang kering dan
basah.
© Rendang kering
Rendang
kering adalah rendang sejati dalam tradisi memasak Minang. Rendang ini dimasak
dalam waktu berjam-jam lamanya hingga santan mengering dan bumbu terserap
sempurna. Rendang kering dihidangkan untuk perhelatan istimewa, seperti upacara
adat, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan. Rendang kering biasanya berwarna
lebih gelap agak coklat kehitaman. Jika dimasak dengan tepat, rendang kering
dapat tahan disimpan dalam suhu ruangan selama tiga sampai empat minggu, bahkan
dapat bertahan hingga lebih dari sebulan jika disimpan di kulkas, dan enam
bulan jika dibekukan. Beberapa kalangan berpendapat bahwa citarasa rendang asli
Minang adalah yang paling lezat dan tiada dua — jauh berbeda dengan rendang di
sejumlah kawasan Melayu lainnya.
© Rendang basah atau Kalio
Rendang
di Belanda adalah kalio yang masih basah berkuah.
Rendang
basah, atau lebih tepatnya disebut kalio, adalah rendang yang dimasak dalam
waktu yang lebih singkat, santan belum begitu mengering sempurna, dan dalam
suhu ruangan hanya dapat bertahan dalam waktu kurang dari satu minggu. Rendang
basah berwarna coklat terang keemasan dan lebih pucat.
Rendang
juga dikenal di negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Rendang yang
ditemukan di Malaysia lebih mirip kalio, berwarna lebih pucat dan basah dengan
citarasa yang tidak begitu kuat. Rendang Malaysia yang disebut rendang kelantan
dan rendang negeri sembilan memiliki perbedaan dengan rendang Indonesia. Proses
memasak rendang di Malaysia, lebih singkat dan melakukan pengentalan bumbu
dengan dicampur kerisik (kelapa parut yang disangrai), bukan dengan proses
pemasakan dengan api kecil dalam waktu yang lama. Karena keterkaitan sejarah
melalui kolonialisasi, rendang juga dapat ditemukan di Belanda, juga dalam
bentuk kalio, tetapi umumnya disajikan sebagai salah satu bagian dari lauk-pauk
Rijsttafel.
© Variasi
© Rendang
hati sapi
Rendang
umumnya menggunakan daging sapi, tetapi dikenal pula berbagai jenis bahan
daging lainnya yang dimasak sesuai bumbu dan resep. Variasi rendang antara
lain:
© Rendang
daging (Randang dagiang): rendang daging sapi, kerbau, kambing atau domba.
Adalah jenis rendang yang paling lazim ditemukan.
© Rendang
ayam: Rendang yang terbuat dari daging ayam
© Rendang
bebek (Randang itiak): Rendang yang terbuat dari daging bebek
© Rendang
hati: Rendang yang terbuat dari hati sapi
© Rendang
telur (Randang talua): Rendang yang terbuat dari telur ayam, khas Payakumbuh
© Rendang
paru: Rendang yang terbuat dari paru-paru sapi, khas Payakumbuh
© Rendang
ikan tongkol: Rendang yang terbuat dari ikan tongkol
© Rendang
suir: Rendang khas Payakumbuh yang dibuat dari daging ayam atau sapi yang serat
dagingnya disuir atau diurai kecil-kecil. Rendang suir mirip abon, akan
perbedaannya adalah serat dagingnya lebih besar dan bumbu rendang keringnya
yang khas.
© Rendang
Kerang (Randang Lokan): merupakan varian rendang yang terbuat dari kerang, khas
dari daerah pesisir seperti Pesisir Selatan dan Pariaman.
Resep rendang khas padang ;
Bahan Utama Untuk Membuat Resep
Daging Rendang Asli Padang:
·
1.5 kg daging
·
2 liter santan dari 2 butir kelapa tua
·
Bumbu dan Rempah Untuk Membuat Rendang Minang
Asli:
·
2 batang daun serai, memarkan
·
4 lembar daun jeruk purut
·
2 cm asam kandis/gelugur
·
2 lembar daun kunyit, simpulkan
Bumbu Resep Rendang Padang Asli
Minang yang harus kamu Dihaluskan:
© 5 butir
kemiri
© 6 siung
bawang putih
© 100 g
cabe merah besar
© 12 butir
bawang merah
© 100 g
cabe merah keriting
© 2 cm
jahe, bakar
© 2 cm
lengkuas
© 3 cm
kunyit, bakar
© 1/2 sdm
ketumbar
© 2 sdt
garam
© 1/2 sdt
pala
© 1 sdt
jintan, sangrai
© Penyedap
rasa secukupnya
Cara Mengolah Resep Rendang
Padang Asli khas Minang:
1.
Pertama tama olah daging yang sudah disiapkan,
potong-potong daging rendang dengan bentuk dadu atau seukuran yang diinginkan,
hanya saja jangan pernah memotong daging terlalu kecil untuk diolah menjadi
rendang agar saat dimasak nanti daging tidak hancur.
2.
Tuangkan santan ke wajan berukuran besar, masukkan
pula serai, irisan bawang merah, asam dan daun kunyit. Aduk-aduk hingga santan
mendidih dan pastikan santan yang anda masak tidak pecah, untuk itu Anda harus
terus mengaduk-aduk santan hingga mendidih merata.
3.
Setelah santan mendidih, masukkan perlahan bumbu
yang telah dihaluskan kedalamnya dan sesekali aduk-aduk selama kurang lebih 20
– 30 menit.
4.
Setelah anda melihat santan tampak berminyak,
berarti ini saatnya kamu memasukan potongan daging rendang yang telah
dibersihkan dan masak dengan menggunakan api kecil/sedang hingga santan
mengental dan mengering serta bumbu meresap ke pori pori daging.
5.
Terus masak hingga daging empuk dan matang merata,
jangan lengah untuk terus diaduk-aduk agar bagian dasar tidak gosong dan daging
tidak gagal.
KIMCHI
Apa Yang Dimaksud Dengan
Kimchi?
Kimchi
ini adalah makanan tradisional yang berasal dari negeri Gingseng Korea, ini
merupakan salah satu jenis asinan sayur hasil dari fermentasi yang diberi bumbu
pedas. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat
dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe dan bubuk cabai merah.
Sayuran
yang paling umum untuk membuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Di zaman
dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae
yang berarti “sayuran yang direndam.”
Di
Korea, kimchi biasanya akan selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah
satu jenis banchan yang paling umum. Kimchi juga digunakan sebagai bumbu
sewaktu memasak sup kimchi (kimchi jjigae), nasi goreng kimchi (kimchi
bokkeumbap), dan berbagai masakan lain.
Asal-Usul Dari Kimchi
Kimchi
dari Korea ini memiliki sejarah yang bermula pada kebutuhan orang – orang zaman
pra sejarah yang menggunakan garam sebagai bahan pengawet. Garam ini kemudian
digunakan sebagai pengawet makanan yang akan dimakan pada saat musim dingin dan
sudah disiapkan dari sejak musim gugur.
Karena
pada musim dingin jenis sayuran yang tumbuh di korea ini sangat terbatas, maka
tercetuslah ide untuk mengawetkan makanan. Pada awalnya Kimchi Korea ini
diawetkan dengan garam, namun kemudian terbentuklah inovasi dari berbagai macam
bumbu untuk mengawetkan Kimchi Korea selain garam, antara lain asinan seafood,
daging dan juga cabe merah.
Ada
tradisi Korea yang bernama Kimjang, ini merupakan hari dimana semua orang Korea
akan membuat Kimchi dalam jumlah yang besar pada hari – hari musim dingin.
Pembuatannya Kimchi sendiri dilakukan sebelum masuknya musim dingin, yaitu pada
saat angin dingin mulai bertiup sekitar awal bulan November sampai pertengahan
bulan Desember.
Ketika
hari Kimjang sudah disepakati bersama oleh orang – orang terdekat seperti
keluarga, kerabat dan tetangga, mereka akan berkumpul beramai – ramai di satu
tempat untuk membuat Kimchi Korea. Kimchi Korea yang dibuat ini dibuat dan
diperkirakan supaya mencukupi sampai musim semi tahun berikutnya yang biasa
terjadi pada bulan Mei – April. Tradisi Kimjang ini juga merupakan salah satu
bentuk rasa syukur Orang Korea karena telah melalui satu tahun dengan selamat
dan siap memulai kehidupan yang baru pada tahun baru nanti.
Pada
awalanya kimchi berwarna hijau karena pada saat itu cabai belum dikenal dikorea
.
Setelah dicampur dengan garam, sayuran seperti kubis kemudian akan dimasukkan
kedalam gentong guci tanah liat lalu dipendam didalam tanah sebagai persediaan
makanan di musim dingin.
Orang
Korea baru mengenal cabai diabad 16 setelah pedagang portugis datang dari
Jepang.Tahun 1498 kapal-kapal Portugis berlayar melewati Tanjung Harapan di
Afrika hingga sampai di India. Selanjutnya cabai asal Amerika Selatan dibawa ke
Asia melalui pelabuhan-pelabuhan di Afrika atau bisa juga langsung menyebrang
ke Samudera Pasifik.
Tahun
1540 Pedagang Portugis sudah berdagang di Indonesia lalu mereka ke Tiongkok dan
baru pada tahun 1549 mereka tiba di Jepang dan Korea.
Tahun
1564 Cabai baru sampai di Filipina waktu pedagang Spanyol membawa cabai ke
kepulauan Melanesia dan kawasan Mikronesia. Waah…kayaknya kita kalah nih sama
cabai, buktinya cabai saja bisa keliling dunia.
Sebenarnya
resep asinan sayur dan labu sudah dimuat dalam buku resep tahun 1670 tapi masih
dalam versi gak pakek cabai. Dari catatan sejarah, Pada abad ke 17
ternyata ada 11 jenis kimchi yang
ditulis , sedangkan kimchi yang sudah pake cabai baru populer bertahun-tahun
kemudian ( sekitar 200 tahun). Kenapa?
karena sebelum abad 19 kimchi hanya dibuat dari sayuran biasa karena sawi putih
belum (kemungkinan besar) dikenal sampai abad 19.
Berbagai Varian Dari Kimchi
Seperti
yang sudah kita bahas, bahwa resep dari pembuatan dari kimchi ini sudah ditulis
dalams sebuah buku dan ternyata resep dari kimchi itu sendiri tidak hanya satu,
ada berbagai jenis kimchi juga yang dibuat. Beberapa diantaranya adalah:
1. Baechu Kimchi
Kimchi
yang paling terkenal dan paling sering kamu lihat dalam drama-drama Korea
adalah baechu kimchi yang terbuat dari sawi putih yang difermentasikan dengan
bumbu bubuk cabai, bawang putih dan minyak ikan. Baechu kimchi ini tak hanya
bisa dijadikan sebagai kuliner pendamping, tapi juga bisa dijadikan tambahan
pada nasi goreng dan dijadikan sup kimchi. Di negera asalnya, baechu kimchi
paling sering dibuat dalam tradisi Gimjang yakni tradisi membuat kimchi secara
massal.
2. Kkakdugi Kimchi
Berhubung
Korea Selatan ini memiliki hasil pertanian lobak yang melimpah, mereka pun
membuatnya menjadi kimchi agar lobak bisa bertahan lebih lama. Lobak yang sudah
dikupas dan dicuci bersih kemudian dipotong kotak-kotak kecil dan dibumbui
dengan bumbu yang sama dengan bumbu baechu kimchi. Hanya saja penggunaan bubuk
cabai pada kkakdugi kimchi ini lebih banyak sehingga rasanya jadi lebih pedas.
3. Gat Kimchi
Ada
kimchi sawi putih, ada kimchi sawi hijau yang disebut dengan nama gat kimchi.
Pembuatan dari gat kimchi ini sebenarnya sama saja dengan baechu kimchi. Meski
bumbu serta jangka waktu fermentasinya sama, gat kimchi ini memiliki cita rasa
yang cenderung lebih asam dam tidak terlalu berair seperti baechu kimchi. Jenis
kimchi ini sering dijadikan sebagai pendamping makanan yang menggunakan nasi.
4. Oisobagi Kimchi
Jenis
kimchi yang satu ini bisa dikatakan tergolong pada jenis kimchi yang tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk proses fermentasinya. Oisobagi kimchi adalah
kimchi yang terbuat dari bahan dasar mentimun Jepang yang memiliki warna kulit
hijau tua. Mentimun dibelah empat pada bagian atasnya , tapi tidak sampai
putus, lalu diberi bumbu sebelum difermentasikan. Oisobagi kimchi disajikan
dengan cara dipotong-potong tipis terlebih dahulu dan banyak dijumpai sebagai
pelengkap sup.
5. Buchu Kimchi
Nah,
yang ini adalah buchu kimchi yang merupakan kimchi dengan bahan dasar garlic
chives atau daun bawang. Buchu kimchi ini sangat mudah untuk dibuat dan tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk difermentasikan. Bumbu dasar dari membuat
buchu kimchi ini adalah bubuk cabai, minyak ikan, gula dan juga biji wijen.
Rasanya cenderung pedas dengan sensasi manis yang muncul. Teksturnya juga
sangat garing karena waktu fermentasi yang sebentar. Kamu bisa mendengar suara
‘kres-kres’ saat menyantapnya. Duh, jadi pengen nyobain deh.
Bagaimana Cara Membuat Kimchi?
Bahan Utama Kimchi
-3
buah sawi putih
-3
buah wortel, potong kecil-kecil
-250
gr garam dapur 250 gr
-7
tangkai daun bawang, potong kecil
-1
buah lobak, kupas lalu potong kecil
Bahan Pasta Kimchi
-750
ml air putih
-65
gr tepung beras
-1
sdm jahe parut atau cincang
-70
gr bawang putih, ulek halus
-250
ml kecap ikan (opsional)
-1
bawang bombay utuh, kemudian iris tipis
-300
gram cabai bubuk korea atau lokal
-125
gram gula pasir
Cara Membuat Pasta KimchI
1.
Tuangkan air dan tepung beras
ke dalam panci
2.
Aduk sampai larut dan kental,
matikan kompor jika letupan sudah muncul
3.
Tuangkan gula pasir, lalu aduk
sampai larut
4.
Dinginkan bubur tepung selama
beberapa saat. Jika sudah dingin, maka tuangkan bubur tepung tersebut ke dalam
baskom atau wadah
5.
Taburkan bahan lain (bubuk
cabai dan tambahkan jahe, bawang putih, bawang bombay dan kecap ikan), lalu
aduk sampai rata
6.
Campurkan lobak, wortel dan
daun bawang. Kemudian aduk lagi sampai rata
Cara Membuat Kimchi
1. Cuci
sawi sampai bersih, lalu tiriskan
2. Taburi
setiap helai sawi yang sudah dicuci bersih dengan secukupnya garam sampai rata.
Sedangkan untuk bagian pangkal sawinya diberi taburan garam yang sedikit lebih
banyak
3. Letakkan
sawi-sawi yang sudah ditaburi garam tersebut kedalam wadah yang berukuran besar
(Gunakan wadah yang terbuat dari bahan yang tidak bereaksi terhadap garam
seperti baskom plastik dan lain sebagainya)
4. Diamkan
selama 2 jam.
5. Sawi
yang ditaburi garam dan didiamkan tersebut akan mulai berair dan lebih menciut
berbeda dari sebelumnya (Jika sudah begitu berarti kimchi sudah setengah jadi).
6. Ambil
sawi yang sudah didiamkan selama 2 jam tersebut lalu siram dengan air mengalir
sampai bersih sampai taburan garam yang masih menempel terbawa air. Kemudian
Sisihkan.
7. Jika
adonan pasta sudah jadi, lanjut ke langkah berikutnya
8. Lapisi
tangan dengan sarung plastik lalu lumuri setiap lembar sawi dengan pasta kimchi
sampai merata
9. Simpan
sawi yang telah diberi lumuran pasta kimchi ke dalam toples berukuran besar dan
tutup. -Diamkan selama 2 hari (tahap fermentasi untuk menghasilkan kuliner
kimchi ala korea).
10. Setelah
2 hari, buka toples dan kimchi siap untuk dihidangkan
Catatan: Agar Proses Fermentasi Kimchi Berhasil
1. Jangan
pernah memasukkan kimchi ke dalam kulkas sebelum dilakukan proses fermentasi.
2. Pastikan
tidak membuka tutup toples saat fermentasi sedang berlangsung.
3. Kimchi
baru boleh dimasukkan ke dalam kulkas setelah proses fermentasi selesai agar
tidak membusuk dan tahan lama.
4. Kimchi
yang menggunakan bubuk cabai lokal akan berwarna agak merah, berbeda dengan
ketika menggunakan bubuk cabai Korea yang berwarna merah.
Apakah
Manfaat Dari Makan Kimchi?
Bernutrisi Tinggi Kimchi
dikatakan memiliki manfaat untuk kesehatan, karena kandungan nutrisinya yang
sangat tinggi. Diketahui, Kimchi rendah kalori dan berserat tinggi. Makanan
fermentasi ini kaya akan vitamin A, B1, B2, hingga vitamin C. Kimchi juga kaya
akan asam amino dan mineral seperti zat besi, dan juga kalsium.
Mengatur Kolesterol Rutin dalam
mengonsumsi Kimchi dapat berdampak baik pada kadar kolesterol. Bawang putih
yang digunakan untuk fermentasi Kimchi, kaya akan selenium dan Allicin.
Selenium diketahui merupakan komponen unggulan yang dapat membantu menurunkan
kadar kolesterol, sehingga dapat membantu mengurangi risiko stroke dan serangan
jantung.
Bersifat Antioksidan Kimchi juga kaya akan antioksidan yang kuat.
Sifat antioksidan yang dimiliki Kimchi membuatnya memberikan efek perlindungan
terhadap kerusakan oksidatif dan juga melindungi tubuh dari efek berbahaya
radikal bebas.
Menurunkan Berat Badan Kimchi juga merupakan sumber bakteri
lactobacillus sehat yang bermanfaat bagi tubuh. Bakteri baik ini juga akan
membantu menurunkan berat badan yaitu dengan mengendalikan nafsu makan, serta
mengurangi kadar gula darah.
Kandungan serat dalam Kimchi
akan membuat tubuh merasa kenyang dan mencegah kalaian untuk makan berlebih.
Anti Penuaan Manfaat berharga lainnya yang diberikan
Kimchi adalah ia berkontribusi pada kualitas anti penuaan. Hal ini karena
adanya kandungan antioksidan dan vitamin C yang dimilikinya. Sebuah studi
menunjukkan bahwa Kimchi mengurangi stres oksidatif dalam sel dan akan menghambat
peroksidasi lipid (kelompok molekul alami dalam tubuh) sehingga dapat
memperpanjang umur tubuh tapi bukan berarti hidup abadi.